Kota Pasuruan


Kota Pasuruan

Jika berbicara tentang Kota Pasuruan berarti berbicara tentang kota kelahiran saya kota dimana semua kenangan masalalu pernah terjadi (ciyee flashback).
Baiklah langsung saja,
Kota Pasuruan kota yang tepat dilalui Jalur Daendels. Kota Pasuruan memiliki luas 76,79 Km2 berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta kabupaten Pasuruan disebelah timur, selatan, dan barat. Pasuruan dapat ditempuh dari Surabaya menggunakan bus dalam waktu 1.3 jam, dan juga dapat ditempuh dari Malang menggunakan bus dalam waktu 1.3 jam.
Kota ini juga memiliki stasiun kereta api lintas timur Surabaya-Jember-Banyuwangi. Kereta api yang singgah di Pasuruan diantaranya: Mutiara Timur (Surabaya Gubeng-Banyuwangi Baru), Logawa (Purwokerto/Cilacap-Surabaya Gubeng-Jember), dan Sri Tanjung (Yogya Lempuyangan-Surabaya Gubeng-Banyuwangi Baru).


Makanan & Camilan Khas


Di kota Pasuruan terdapat beragam makanan khas seperti bipang Jangkar, roti Matahari, dan keripik singkong. Makanan di kota Pasuruan banyak digemari orang. Makanan khas kota Pasuruan rasanya sangat identik dengan makanan tradisional favorit saya seperti Nasi Rawon, sate Komo ( berbahan dasar daging sapi ), dan juga kupang Kraton khas kota Pasuruan.

Nasi Rawon
Bipang Jangkar


Sate Komoh

Kupang Kraton

Sate Kerang

Ting-ting Jahe (Permen Sin A)

Sudah ya sudah bikin ngiler saja.

 

Tempat wisata dan Hiburan

Kota Pasuruan memiliki beberapa tempat wisata, yaitu:
Pelabuhan
Pusat aktivitas nelayan, juga menjadi lokasi perdagangan hasil laut. Nelayan yang beraktivitas di sini berasal dari sekitar Pasuruan hingga nelayan pulau lain.
Taman Kota
Terletak dekat Stadion Untung Suropati, dengan fasilitas utama tempat bermain anak-anak. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan teknologi, tambahan fasilitas wifi di Taman Kota menjadi daya tarik untuk tempat ini. Dan di samping tempat ini terdapat perpustakaan kota.
Astoria
Waterpark yang ada di kawasan CBD di samping carrefour pasuruan.
Bioskop Star Cineplex
Bioskop yang terletak di kompleks pertokoan BCA lama, terdapat dua studio yang selalu memutar film-film Indonesia maupun luar negeri.
Kolam Renang
  • Kolam Renang Pondok Surya Kencana (Perumahan Pondok Surya Kencana)
  • Kolam Renang Inna Joyo Tirto (Jl. Patiunus, BugulKidul )
  • Kolam Renang Milenium ( Perumahan Millenium, Wironini )
Taman
  • Taman Lansia (Jl. Ki Hajar Dewantoro)
  • Taman Sekargadung/Hutan Kota (Jl. Sekarsono)
  • TAMAN KOTA PASURUAN
  • Alun-Alun Pasuruan

 Foto-foto Kota Pasuruan Djaman Bijen

Balai kota Pasuruan pada tahun 1934
Gedung Sociëteit di Pasuruan di masa Hindia Belanda (foto oleh Hendrik Veen, 1900-1940)
Hotel Morbeck di Pasuruan (foto oleh H. Salzwedel, 1870-1891)
Pemandian Banyu Biru (tahun 1880-an)

Budaya Kota Pasuruan

Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan sebutan Kota Santri, seni budaya di Kota Pasuruan banyak diwanai oleh cirri khas budaya Islami. Daerah yang terbentang di hamparan pesisir ini memiliki keanekaragaman kesenian daerah yang atraktif dan komunikatif dengan tata cara kehidupan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan nelayan. Selain kegiatan seni modern, beberapa seni tradisional tetap dipertahankan hingga saat ini.
Sebagai wujud eksistensi para seniman di Kota Pasuruan membentuk Dewan Kesenian Pasuruan ( DKP ) yang merupakan wadah pemersatu sekaligus pembinaan dan pengembangan kreatifitas seni dan budaya. Berdirinya DKP diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi seni dan budaya di Kota Pasuruan.

1. Terbang Bandung
Tari terbang Bandung adalah drama tari tradisional khas rakyat Pasuruan yang merupakan perkembangan dari seni hadrah. Terbang Bandung dimainkan oleh dua atau lebih group ‘ Terbang ‘. Drama tari Terbang Bandung ini merupakan perbandingan permainan instrument, kecakapan menari dan kemegahan tata busana antara dua group terbang yang sedang bertanding. Lama-kelamaan permainan ini berkembang kea rah lain bercampur dengan unsur magis menjadi permainan adu kekuatan ( sihir ).
Tari Terbang Bandung yang ada saat ini merupakan hasil modifikasi dalam bentuk tarian lepas yang telah ditingkatkan nilai artistiknya namun masih tetap mempertahankan karakteristik aslinya. ‘ Terbang Gandrung ‘ yang semua pemainnya wanita, merupakan tari kreasi baru yang beaker dari Tari Terbang Bandung.


2. Seni Hadrah Al Banjari
Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu seni yang bernafaskan Islam. Disebut Al Banjari kaena alat terbang serta aturan memukul terbangnya berasal dari Banjarmasin. Meskipun berasal dari luar daerah, kesenian ini sudah memasyarakat di Kota Pasuruan.
Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suaranya yang bertalu-talu ditambah suara bas, jika dicermati mirip musik samba dari Brasil. Hadrah Al Banjari ini sering dimainkan untuk memeriahkan acara sunatan, pernikahan dan pada peringatan hari-hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
 
3. Tari Merak Abyor
Tari Merak Abyor ini merupakan tari-tarian khas Pasuruan dan pernah ditampilkan pada acara PON tahun 2000 di Sidoarjo, juga pernah meraih sepuluh penyaji terbaik Festival Karya tari Merak pada Gelar Seni Budaya dan Pariwisata Jawa Timur tahun 1998/1999. Tari merak abyor ini merupakan kreasi Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang diilhami oleh tari merak yang ada.

4. Tari Kencring Wirasari
Sebuah tari rakyat garapan Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang mengungkapkan gerak gemulai prajurit putrid yang sedang melepaskan lelah sambil menari. Tarian ini melambangkan semaraknya gerak dan gemerincingnya gongseng sebagai penggugah semangat prajurit dengan sepak terjang yang lincah, enerjik dan menarik. Tari Kencring Wirasari ini dijiwai oleh semangat Suropati Wiranegara yang merupakan symbol perjuangan masyarakat Kota Pasuruan.


5. Kotekan Lesung / Tabuh Lesung
Tabuh lesung merupakan suatu bentuk kesenian yang unik dan menarik. Merupakan tradisi masyarakat pedesaan yang selalu dimainkan pada saat para petani panen padi. Dengan menggunakan lesung berukuran panjang +- 3 m , ditabuh oleh 6 orang atau lebih menghasilkan bunyi-bunyian yang indah untuk dinikmati.
Selain sebagai hiburan pada saat menumbuk padi, pada masa perjuangan Kotekan Lesung ini dimanfaatkan sebagai isyarat rahasia untuk membantu para pejuang saat pasukan Belanda tiba. Para penabuh biasanya memainkan lagu-lagu tertentu seperti Londo Teko dan Rok-rok Asem.


6. Reyog
Kemajuan penduduk Kota Pasuruan yang sebagian adalah pendatang dari daerah lain ikut mewarnai keanekaragaman seni budaya di kota ini, Reyog adalah salah satu di antaranya. Sebagai seni tradisional, kesenian Reyog sarat dengan nilai-nilai falsafah kehidupan. Penyajian dan penampilan Reyog yang atraktif dilapisi dengan unsure magis yang vulgar merupakan perpaduan antara bathiniah dan lahiriah secara serasi sebagaimana yang tetap hidup dikalangan masyarakat, sehingga kesenian ini dengan mudah diterima oleh masyarakat Kota Pasuruan.
Kesenian Reyog telah menjadi salah satu bentuk kesenian yang berkembang, selain nilai rekreatif di dalamnya juga terkandung nilai-nilai religius dan edukatif. Gerakan-gerakan tari yang lincah dan penuh herois, diringi instrument gamelan Jawa yang dinamis, serta dihiasi busana indah dan topeng-topeng unik yang digunakan oleh para penari, menjadikan kesenian ini sebagai tontonan yang menarik. Pada saat ini di Kota Pasuruan tedapat beberapa group reyog yang dipagelarkan untuk menghibur masyarakat pada acara-acara tertentu.


7. Pencak Silat Kuntu
Pencak Silat Kuntu merupakan seni bela diri yan sudah cukup tua usianya. Padepokan Pencak Silat Kuntu yang berada di Pedukuhan Mancilan sudah ada sejak jaman Belanda. Pencak silat Kuntu teus berkembang dan telah menghasilkan banyak pendekar. Pendekar Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga berusaha mengisi tubuhnya dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki kekebalan tertentu. Selain untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini cukup indah dan mengandung nilai seni.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pasuruan,
http://zulfaayub.wordpress.com/2013/09/19/budaya-kota-pasuruan
http://pasuruankotamuseumjatim.wordpress.com/makanan-dan-minuman-khas/

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Pencarian

 
Kadal Albino Copyright © 2014 | Template by compartidisimo | Diberdayakan oleh Blogger
×
Judul